Sabtu, 22 Oktober 2011

Penyantun Anak Yatim..bersama Nabi kelak

Penyantun Anak Yatim..bersama Nabi kelak

By: Muherman Numrah Mawardi

Muqaddimah


Anak yatim adalah orang yang kehilangan bapaknya, sedangkan yatim piatu orang yang kehilangan bapak dan ibunya sedangkan mereka belum baligh (belum bisa menaung hidupnya sendiri), secara umumnya mereka kehilangan tempat bersandar, tempat dimana mereka merasakan kasih sayang dan perhatian, yaitu orang tuanya; tempat dimana mereka bisa berteduh, bisa makan dan minum dengan layak, dapat pendidikan yang layak dan kehidupan yang layak.

Mereka adalah salah satu komponen masyarakat yang terabaikan oleh orang ramai, seolah-olah mereka tak layak mendapatkan kebahagiaan sebagaimana yang lain (yang masih ber-ibu dan ber-bapak), tidak sedikit kita lihat anak-anak terlantar yang meminta-minta di jalanan, dan bahkan mati kelaparan karna tidak ada yang memberinya makan, karna mereka terlupakan dan bahkan tak layak dapat perhatian dari orang lain, sebab mereka bukan apa-apanya (saudara atau hubungan kekerabatan), dan banyak diantara anak yatim ini yang masih memiliki paman dan bibi, dan saudara yang lain..akan tetapi, mereka seolah telah mendapat sebuah “aib” (kekurangan) yang mana menurut mereka; mereka tidak usah di perhatikan, dan tak usah di ajak bergaul, sebab akan menimbulkan masalah. Dan bahkan ada yang menganggap bahwa mereka mencoreng nama baik keluarga mereka.

Ada kita jumpai (kisah nyata); satu keluarga ( terdiri dari orang tua dan empat anak-anak mereka yang masih kecil) yang dulunya di penuhi dengan kebahagiaan, mendapata kehidupan yang layak, dan bisa hidup sebagaimana mestinya orang lain, namun beberapa waktu kemudian Allah Ta’ala menghendaki lain, Allah mengambil sang ibu dan beberapa bulan kemudian Allah Ta’ala mengambil sang ayah..sehingga genaplah penderitaan mereka, sehingga tinggallah empat anak-anak yang masih kecil ini tanpa ayah dan ibu, tanpa kasih sayang dan tanpa tempat untuk bernaung…beberapa saat kemudian mereka di timpa kesusahan karna peninggalan orang tuanya yang masih ada sudah mulai habis, dan mereka mulai merasakan kesulitan hidup, sedang mereka harus makan, minum, belanja, sekolah..

Tapi Alhamdulillah..dengan Rahmat dan Karunia Allah mereka masih bisa bertahan hidup, dengan sedikit bantuan keluarga dan orang-orang yang hidup sekitar mereka, orang yang masih terpanggil menjalankan sunnah Nabi, dan orang-orang yang selalu berharap spaya bisa bersama Nabi di Sorga.

Akan tetapi satu kesedihan dan bahkan mengherankan, anak-anak yatim piatu ini sebenarnya masih memiliki paman (saudara kandung bapaknya) yang tergolong kaya, akan tetapi sayang seribu sayang “mereka terlupakan” dan bahkan dilupakan sama sekali, yang satu hidup kekurangan dan penuh kesedihan, dan yang satunya lagi penuh dengan kemewahan dan kesenangan. Semoga Allah Ta’ala menguatkan mereka dan menjadikan mereka Ashfiya’ (orang-orang pilihan) sebagaimana Allah Ta’ala menjadikan Nabi-Nya menjadi orang pilihan, karna beliau dulunya anak yatim…Amin!

Nabi Anak Yatim


Allah ‘Azza WaJalla berfirman:

“Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu?”. (QS. Adh-Dhuha: 6).

Kalau ada orang yang menganggap bahwa anak yatim itu tidak akan bisa dan tidak layak berperan di masyarakatnya, maka mereka salah!..sebab Nabi adalah anak yatim, beliau kehilangan ibu beliau ketika beliau kecil sekali, dan kehilangan bapanya ketika beliau masih dalam kandungan ibundanya.

Beliau adalah teladan anak-anak yatim supaya tidak putus asa dalam melanjutkan perjalanan hidup, sejarah beliau memberi orang beriman petunjuk bagaimana cara menggauli anak yatim oleh keluarga terdekat mereka, sebelum orang lain. Sebab beliau di kafalah (santuni) oleh kakek beliau kemudian pamannya, sehingga beliau besar dewasa dan menjadi manusia yang paling baik jagat raya ini.

Nabi adalah orang yang paling santun terhadap anak yatim


Firman Allah Ta’ala:

Allah Ta'ala berfirman: "...Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah kebaikan (menkafalah mereka), dan jika kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah saudaramu!...". (QS. Al-Baqarah: 220).


Sebelum yang lain beliau adalah manusia yang paling santun terhadap anak-anak yatim; memberi mereka bantuan maddi (materil) dan ma’nawi (moril), memberi mereka semangat supaya tidak luluh dengan kesulitan hidup, dan mengajak orang lain supaya menyantuni anak-anak yatim, dan beliau mencontohkan kepada manusia akan hal tersebut.

Sehingga banyak sekali kita jumpai hadits-hadits Nabi yang bercerita tentang keutamaan menyantuni anak yatim, dan amalan in sangat besar sekali pahalanya dan bahkan diluar tawaqqu’at (anggapan) manusia, yang tak lain dan bukan adalah demi berlangsungnya kehidupan yang Islami, yang saling tolong-menolong dan sejahtera.

Nabi bersama penyantun anak-anak yatim di akhirat kelak


Maksudnya adalah; orang yang menyantuni anak yatim akan masuk sorga, dan bukan itu saja bahkan mereka akan bersama beliau di sorga, hal ini di jelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sabda beliau yang masyhur:

“Aku dan orang yang mengurus (menyantuni) anak yatim (nanti) di Syurga seperti ini, seraya mengisyaratkan dua jarinya". (HR. Bukhari).

Adakah orang yang tidak mau bersama-sama Nabi di sorga kelak??!! Marilah kita menjadi diantara orang-orang yang menemani Nabi di sorga kelak, dengan menyantuni anak-anak yatim.

Mengusap kepala anak yatim berpahala


Bukan saja memberi mereka makan dan minum dan menyantuni mereka berpahala, bahkan mengusap kepala mereka saja kita akan mendapat sekian pahala, apalagi yang lebih besar usahanya, tentang hal ini Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersbada:

“Siapa yang mengusap kepala anak yatim karena Allah, maka setiap usapan tangannya akan melahirkan beberapa kebaikan, dan barangsiapa yang berbuat kebaikan kepada anak yatim wanita maupun laki-laki yang ada padanya, maka saya akan bersamanya di syurga seperti ini, seraya mengacungkan kedua jarinya, jari telunjuk dan tengah “ (HR.Ahmad 5/250).


Menyantuni anak yatim merupakan penawar kesat hati


Kesat hati adalah penyakit berbahaya yang bisa membawa manusia keneraka, oleh karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan kita penawarnya, sebagaimana pada hadits berikut ini:

Suatu hari seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'ALaihi Wasallam dia mengadukan kepada Beliau kekesatan hatinya, kemudian Beliau bersabda kepada laki-laki tersebut: "Usaplah kepala anak yatim, dan beri makanan orang yang membutuhkannya".


Menyantuni janda miskin dan anak yatim seperti jihad di jalan Allah


Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Orang yang memperhatikan (menyantuni) janda dan orang miskin bagaikan mujahid di jalan Allah “saya (Abu Hurairah) mengira beliau juga bersabda: “Bagaikan orang yang beribadah (shalat) tiada henti dan bagaikan orang yang selalu puasa“ (Muttafaq alaih).

Janda yang dimaksudkan oleh hadits yang mulia ini adalah janda miskin yang memiliki banyak anak, sedangkan suaminya tidak meninggalkan warisan apa-apa, atau warisan suaminya habis karna sedikit kemudian habis karna kebutuhan hidup mereka.

Penutup


Habibi!..marilah kita sama-sama menyantuni anak-anak yatim, semoga kita bisa bersama-sama Nabi kelak di Sorga..bantulah mereka dengan segala bentuk bantuan, baik itu moril atau materil, dan jadikanlah mereka seolah mereka bagian dari keluarga kita..semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang bertaqwa sehingga memperolah redha dan sorga-Nya..Amin Ya Rabbal ‘Alamin!..Allahu A’lam!

2 komentar:

Ijin copas... semoga syiar ini semakin luas dan bermanfaat bagi sesama muslim. amin.

mohon ijin utk copas, untuk suplemen semangat menyantuni anak yatim. trims

Posting Komentar