Jumat, 24 September 2010

“Al-Aqsha dalam Bahaya”, Dengan Nyawa dan Darah, Engkau Kami Tebus

Nazaret : Festival “Al-Aqsha dalam Bahaya” ke-III kemarin Jumat (24/9) digelar di kota Ummu Fahm di Palestina ’48 dengan dihadiri oleh puluhan ribu warga Palestina. Mereka membuka festival itu dengan yel “Dengan Nyawa dan Darah, Kami Tebus Engkau Al-Aqsha,”
Dalam surat yang dikirim dari balik penjaranya kepada acara ini, Syekh Raid Shalah menegaskan, “Saya masih yakin bahwa tahun ini bahaya yang menentukan nasib Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha. Bahaya itu tidak terbatas, karena akan mengancam mimbar Al-Aqsha itu sendiri. Israel akan berusaha memaksakan membangun kuil Solomon menggantikan masjid suc ini dan akan berusaha memaksakan membagi masjid kiblat kedua umat Islam antara kaum muslimin dan yahudi.
“Reaksi paling kuat dan kewajiban umat Islam hari ini adalah penjagaan manusia dengan cara berada setiap hari di masjid Al-Aqsha sampai Allah menghendaki apa yang terjadi. Disamping itu warga Al-Aqsha harus didukung secara ekonomi dan mendukung ketegaran mereka di rumah-rumah mereka dan semua lembaga solidaritas harus didukung. Sebab mendukung mereka adalah mendukung masjid Al-Aqsha, mendukung keislaman dan kearaban Palestina serta masa depan Al-Quds dengan segala tempat sucinya disana.” Tegas Raid Shalah dalam surat.
Beliau mengirim salam perhormatan kepada warga Palestina di Galiel, Mutsallats, kota-kota di pinggiran pantai Haiva, Yafa, Lod, Ramlah, Naqab, al-Quds, Golan yang tegar dan ikut hadir dalam festival serta semua yang mendukung Al-Quds dan Al-Aqsha, terutama warga Al-Quds.
Shalah menegaskan, “Kami sudah mengikat janji dengan Al-Quds dan masjid Al-Aqsha, seperti yang sudah kami bayar sekarang sebagaimana semua tawanan Palestina membayarnya. Kami akan tetap berseru, “Dengan Nyawa dan Darah, Kami Tebus Engkau Al-Aqsha.”
Sementara itu kepala daerah Ummu Fahm Syekh Khalid Hamdan menegaskan bahwa bukan kebetulan festival itu bertepatan dengan blokade Al-Aqsha, Gaza, Al-Quds, Syaikul Al-Aqsa Raid Shalah (yang ditahan Israel), blokade ketat terhadap Islam dan umatnya di seluruh penjuru, bersamaan dengan peringatan perang al-Ahzab yang terjadi pada malam Sabtu seperti hari di bulan Syawal tahun 5 hijrah.
Menurutnya, itu adalah pesan dan kabar gembira kemenangan dari Allah, meski semua musuh-musuhnya sedang mengepung mereka. Sebab pertolongan Allah tidak akan datang kecuali bila sudah terjadi cobaan dan guncangan berat. Kemenangan Allah akan datang bila semua negara sudah melawan Islam pada saat semua orang tidak mengira, tegas Khalid Hamdan. (asj-ip)

0 komentar:

Posting Komentar