Minggu, 25 September 2011

Adab Orang yang bersedekah

Adab Mutashaddiq (yang memberi sadaqah)[1]:

1.      Bersegera menunaikan zakat wajib sebelum datang waktunya, dan seperti itu juga dengan sadaqah sunnah supaya bersegera menunaikannya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Bersadaqahlah! Nanti akan datang seseorang berjalan menawar-nawarkan sadaqahnya, kemudian berkata orang yang akan di berinya: (Yah)..kalau seandainya kamu datang kemaren pasti aku akan menerimanya, adapun sekarang aku tidak membutuhkannya, kemudian tidak ada lagi yang menerima sadaqahnya”.[2]
Allah ‘Azza WaJalla juga telah mengingatkan kita akan hal ini; agar kita bersegera melaksanakan kebaikan dan bersegera berlomba-lomba dalam kebajikan, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali-‘Imran: 133).
2.      Memperlihatkan Sadaqah apabila yang demikian dituntut mashalahah yang kuat dalam memperlihatkan amalan tersebut, seperti: Agar orang lain juga mengikutinya, dan demi memperlihatkan sya’air (cirri khas syariat Islam).
Kisah dari hadits mundzir bin jarir
3.      . Mengecilkan pemberian, maksudnya; menganggap pemberian kita tadi kecil walu sebesar apapun, karna apabila di besar-besarkan maka ia akan menyebabkan ta’ajjub sehingga mengakibatkan pupusnya pahala amalan tersebut, tentang ini salah seorang Ulama salaf pernah berkata: Kebaikan itu tidak akan sempurna melainkan dengan tiga hal: Mengecilkannya, menyegerakannya dan menutupinya (menyembunyikannya).

4.      Diantara adabnya adalah bahwa seorang mukmin menginfaqkan harta pilihannya, yang paling baik, dan paling disukainya, hal ini di jelaskan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali-‘Imran: 92).
Dan firman Allah juga: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah: 267).
dan tidak boleh memaksa seseorang mengingfaqkan hartanya yang paling di muliakannya, karna hati mansia tergantung dengan harta mulia mereka, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada Mu’adz:
“Dan janganlah kamu mengambil harta yang dimuliakan oleh mreka”.[3]
5.      Agar memilih harta yang di sadaqahkan tadi dan yang paling besar pahalanya, hal ini seperti mendahulukan karib-kerabat terlebih dahulu, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Sadaqah kepada orang miskin adalah satu sadaqah, dan kepada dzir rahim (karib-kerabat) dua pembagian, yaitu; sadaqah dan silatur rahmi”.[4]

diantaranya lagi mendahulukan untuk orang-orang bertaqwa (orang baik), para penuntut ilmu dan semisal mereka, karna yang demikian akan menolong mereka dalam tha’at dan menuntut ilmu yang bermanfaat, maka jadilah orang yang bersadaqah ini ikut serta dalam amal shaleh orang yang di beri sedeqahnya tadi, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wasallam: “Barang siapa yang mempersiapkan (bekal) untuk orang yang berjihad (di jalan Allah) maka sungguh dia juga (ikut serta) berjihad”.
Maksudnya adalah; dia ikut serta dalam pahalanya.

Diantaranya lagi seseorang pensedeqah mencari orang yang menjaga kehormatannya dengan tidak meminta-minta padahal dia miskin dan membutuhkan, orang lain menganggap dia kaya padahal dia miskin hanya sanya dia tidak mau meminta karna menjaga kehirmatannya disisi Allah Ta’ala, hal ini di jelaskan oleh Allah ‘Azza WaJalla dalam firman-Nya:
“(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya Karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.” (QS. Al-Baqarah: 273).









[1] . Dinukil dari kitab Mwaqif Imaniah, DR. Ahmad Farid, hal. 325
[2] . HR. Imam Bukhari dalam kitab Fitan, dan Imam Muslim dalam kitab Zakat.
[3] . HR. Bukhari, dala kitab Zakat.
[4] . HR. Nasa’I dalam kitab zakat, Ibnu Majah dalam kitab zakat, dan hadits ini di shahihkan oleh Syaikh Albani.

0 komentar:

Posting Komentar