Cantik; adalah pilihanku
By: Muherman Numrah Mawardi
Pernikahan adalah perkara syar'I dan menjadi kebutuhan basyariyah, bukan manusia saja yang membutuhkan pernikahan bahkan seluruh makhluq yang menghuni jagad raya ini, kita lihat binatang-binatang; burung, ikan, kucing, kambing….membutuhkan yang namanya menikah,
karna menikah adalah di tempat di mana seseorang menemukan ketenangan batin, bukan saja pihak laki-laki akan tetapi ketenangan yang di maksud adalah dari kedua belah pilah (lak-laki dan perempuan), sebagaimana firman Allah:
karna menikah adalah di tempat di mana seseorang menemukan ketenangan batin, bukan saja pihak laki-laki akan tetapi ketenangan yang di maksud adalah dari kedua belah pilah (lak-laki dan perempuan), sebagaimana firman Allah:
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cendrung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Rum: 21).
Dan itulah diantara tanda-tanda kekuasaan Allah supaya manusia berfikir dan mensyukuri nikmat yang maha sempurna ini, kemudian kecendrungan yang bersifat fitri ini adalah kiasan dari ayat:
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah." (QS. Ad-Dzariyat: 49).
Maka maha Suci Allah yang telah menjadikan segala sesuatu berpasang-pasangan, dan diantara berpasang-pasangan tersebut Allah jadi laki-laki dan perempuan, sebagaimana firman-Nya:
"Dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan." (QS. An-Najm: 45).
Maka dengan diciptakan laki-laki dan perempuan maka Allah ciptakanlah kecendrungan fitri tersebut yaitu saling tertarik satu sama lainnya, baik itu laki-laki tertarik dengan perempuan dan juga sebaliknya perempuan juga tertarik dengan laki-laki, adapun yang keluar dari thabiah ini adalah penyelewengan, menyeleweng dari fitri dan menyeleweng dari hukum Allah, seperti yang di alami oleh kaum Nabi Luth. AS, dimana mereka laki-laki mereka mencintai sama laki-laki dan juga sebaliknya perempuan juga menyukai perempuan. (Na'udzubillahi mindzalik!).
Cantik; adalah pilihanku
Maka, ketika kecendrungan fitri yang telah kita sebutkan di atas di tetapkan dan diciptakan oleh Allah untuk hamba-hamba-Nya, maka kemudian Allah menetapkan sebuah hukum yang lebih di kenal dengan nikah. Maka nikah atau pernikahan adalah syari'at Allah dan sunnah Nabi SAW, maka sesiapa yang enggan dengan sunnah Nabi SAW maka mereka bukanlah dari golongan ummat Beliau.
Kemudian Islam mengatur kita dalam masalah penyaluran fitri ini, di mana salah satu kecendrungan fitri manusia adalah suka kepada hal yang indah, sebagaimana pepatah minang "Candong salero ka nan lamak candong mato ka nan rancak" atau dalam artian luasnya; selera kita lebih cendrung kepada yang enak dan mata kita lebih suka memandang yang cantik-cantik, di karnakan Allah itu Indah dan menyukai keindahan, sabda Sallallahu 'alaihi Wasallam:
"Allah itu Indah, menyukai keindahan"
Maka karna ini pulalah Islam mengatur kita supaya apabila seseorang laki-laki hendak meminang seorang wanita untuk di jadikan istri di anjurkan juga untuk memilih kecantikan, sabda Rasulullah SAW:
"Nikahi wanita itu karna empat; hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya, maka pilihlah yang beragama maka kamu akan beruntung" (HR. Muttafaqun 'alaih).
Inilah empat perkara penting yang mesti di perhatika seorng laki-laki apabila ia ingin menikahi seorang wanita, namun yang empat ini saling mengokohkan satu sama lain, sehingga terciptalah sebuah susunan yang menarik dan terciptalah seorang wanita yang shalehah. Sehingga dari yang empat ini terciptalah keutungan timbal balik yaitu antara keuntungan da'wah dan pribadi.
Harta: wanita yang lumayan kaya atau bahkan kaya sama sekali, baik itu orang tuanya ataupun harta ia sendiri adalah salah satu anjuran Islam untuk memilihnya, kenapa?
Karna Allah mengajarkan kepada kita bahwa da'wah itu akan tambah kuat apabila ada harta, sebagaimana juga pernikahan adalah salah satu jalan da'wah demi tercapainya kelangsungan da'wah yang lebih kokoh.
Akan tetapi harta hanyalah relatif bukan incaran, dikarnakan setiap kita sudah ada rizkinya dan sudah di atur oleh Yang Maha Kuasa.
Keturunan: wanita yang di lahirkan dari keluarga yang baik-baik, laki-laki mana yang suka dengan wanita yang hidup di dalam lingkungan keluarga yang jago korupsi, orang tua pezina, pejudi, suka menghambur-hamburkan harta.
Dan siapa ingin mempunyai anak dari wanita yang keluarganya roboh karna kemaksiatan dan keengkaran?
Maka yang kedua ini adalah lebih penting dari yang pertama, di karnakan laki-laki yang shaleh akan lebih cendrung kepada wanita yang shalehah dan itulah ajaran Allah.
Kecantikan: inilah pilihanku, sebagaimana yang telah kita singgung diatas bahwa manusia mana saja akan lebih suka kepada yang cantik dan indah, maka begitu juga dengan pilihan laki-laki dan perempuan, dikarnakan faktor ini akan menguntungkan pribadi dan agama, karna Islam tidak menyukai laki-laki yang suka keluh kesah dengan istrinya yang tidak cantik.
Akan tetapi faktor ketiga ini hanyalah relatif, karna kecantikan bukanlah penghalang untuk lahirnya pendakwah-pendakwah tangguh, akan tetapi kalau ini ada akan lebih bagus demi kalangsungan rumah tangga seseorang.
Jangan pandang cantik, karna budak hitam lebih baik dari seribu wanita jelita jika agamanya baik.
Agama: inilah yang paling penting, sehingga hikmah di balik hadits ini terungkap; mengapa posisi agama di letakkan pada posisi yang terakhir? Dan ini pulalah rahasia hadits yang mulia ini, bahwa urusan agama tidak bisa di tawar-tawar lagi, maka jika seseorang tidak beragama sedangkan ia punya ketiga-tiga yang diatas maka tolaklah mentah-mentah, karna agama berguna untuk dunia dan akhirat seseorang dan ummat.
Maka sesiapa yang meninggalkan ini maka kecelakaan yang bertubi-tubi akan menimpanya, baik dari hari-harinya atau kecantikan ataupun keturunan.
Sebuah Rahasia
Dengan sedikit mempelajari rahasia hadits di atas, seakan-akan memutar kembali memori kita dengan sebuah sosok terindah sepanjang sejarah Islam, yaitu "Ibunda Khadijah" (semoga Allah meredhainya).
Boleh jadi hadits yang kita di sebutkan diatas, merupakan atsar thayyibah dari perjalanan karir Ibunda Khadijah, dalam mengemban posisi sebagai istri seorang Nabi yang mulia, penutup para Nabi.
Memori indah berbunga yang tak bisa di hilangkan dari lembaran sejarah manusia, aroma bunga-bunganya selalu menyirami sejarah islam, dan selalu menyemangati para-para da'I supaya terus berjuang, supaya mereka jangan risau bahwa di rumah-rumah mereka sudah ada bidadari-bidadari yang selalu setia menanti, bila pejuang ini lelah pasti ia akan mengobat kelelahannya, apabila ia sedih maka ia adalah penghibur, itulah istri-istri idaman para penerus generasi Islam.
Kembali kembali kepada maudhu', adapaun ibunda Khadijah sebgai contoh besar dari hadits ini adalah bukti dari empat kenyataan yang mesti dimiliki dan di pilih oleh laki-lak dalam menikah iseorang wanita.
Dan semua pilihan yang di sebutkan hadits diatas sudah dimilki oleh ibunda Khadijah, dan langsung di miliki oleh Nabi kita Muhammad SAW.
Dimana; siti khadijah seorang wanita bangsawan yang cantik, kaya, berketurunan mulia dan tak pelak wanita pertama yang masuk Islam dan bahkan orang petama yang masuk Islam.
Maka kemuliaan inilah yang tak pernah di miliki lagi oleh wanita-wanita sekarang dimuka bumi ini, perjuangan yang melelahkan dalam menemani Rasulullah SAW, mengimani beliau, menemani, meyakinkan, memperjuangkan Islam dengan harta beliau, sehingga akhir-akhir perkataan ibunda: "kalau hartaku sudah habis dan kemudia aku mati, maka jadikanlah tulang belulangku sebagai jembatan bagi tentra islam dalam meperjuangkan agama ini"
Maka saudara dan saudari yang di harapkan Islam! Jadilah kita seperti Rasulullah dan Khadijah dalam menjalani da'wah ini, dan jadilah seperti Rasulullah dan Khadijah dalam menjalani hidup suami istri di muka bumi ini.
Istriku bidadariku
Akhir kata, apapun jenis wanita yang terpenting ia beragama adalah lebih baik dari dunia beserta isi-isinya, maka Istriku adalah bidadariku, yang apabila ia jauh aku pasti merindukannya dan apabila aku dekat aku tidak ingin berpisah dengannya walau sekejap, sepasang suami istri adalah seperti ombak dan pantai yang tak mungkin di pisah melainkan takdir dan kematian.
Penulis jadi teringat kata-kata Ayahanda, ketika ibunda pergi berziarah kerumah saudarinya untuk selang beberapa hari dan terlambat pulang dari jadwal yang di janjikan, sehingga Ayahanda berkata; "Bila kamu pergi sehari meninggalkanku, bagaikan setahun bagiku" , ungkapan yang manis dan benar adanya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Belum pernah aku lihat persahabatan yang lebih erat semisal suami istri"
Maka para istri jadilah bidadari sepanjang masa, di dunia dan di akhirat, karna wanita dunia apabila masuk sorga kecantikannya beberapa kali lipat di bandingkan dengan bidadari sorga, sedangkan bidadari sorga kecantikannya tiada tara yang mana keindahannya bisa terlihat dari tujuh ratus tahun perjalanan.
Maka; "Cantik adalah pilihanku, cantik agama lebih baik dari segala-galanya yang lain adalah relatif, namun apabila ada cantik juga tetap baik bukan lebih baik, insan itu sama yang jelek dan yang cantik. akan tetapi yang jelek lebih besar cobaan dari satu sisi dan yang cantik juga besar cobaannya dari satu segi, beruntunglah bagi siapa yang mensucikannya dan merugilah bagi siapa yang mengotorinya." Akhirul kalam penulis ucapkan ribuan terima kasih bagi siapa saja yang membacanya, asal jangan di jadikan saddudz dzarai'………………..boleh di copy dan print, boleh di tambah dan di kurang asalkan tidak menggilangkan amanah ilmiyahnya, yang tidak boleh itu adalah tidak di amalkan.
By: Muherman Numrah
0 komentar:
Posting Komentar