Selasa, 18 Oktober 2011

Suami yang Berakal

Suami yang Berakal

By: Muherman Numrah Mawardi

Seorang suami bangun pada pagi harinya, kemudian dia sarapan bersama istrinya tercinta, lalu  mengenakan pakaian tugas agar bersiap-siap untuk pergi kerja.
Ketika dia masuk kekantor khususnya di rumah untuk mengambil kunci mobil, dia terkejut melihat kantor kotor penuh debu dan tanah sehingga menyebar ketelvisi, kemudian dia keluar ruang tersebut dengan tenang, lalu berkata kepada istrinya: “Aduh ma..kuncinya kelupaan di dalam, tolong ambilin kuncinya dong!  
 Kemudian sang istri-pun pergi ke kamar tersebut untuk mengambil kunci, ketika sudah masuk kamar ia terkejut melihat tulisan-tulisan dengan jari tangan ditengah-tengah debu dan tanah yang bertebaran di kamar tersebut, tulisan tersebut “Aku mencintaimu wahai istriku!”.

Sang istripun melirik ke televisi dan juga mendapati tulisan pada layar tv dengan jari tangan suaminya, yang berbunyi “Aku mencintaimu wahai pendamping hidupku!”.
Kemudian wanita ini keluar dari kamar tersebut dan memberikan kunci kepada suaminya, sang istri melirik suaminya dengan tatapan senyum..seolah-olah ia memberitahukan pada suaminya bahwa surat dari suaminya sudah ia baca, dan ia akan lebih perhatian lagi dengan kebersihan rumahnya.

‘Ibrah

Suami seperti kisah kita diatas adalah ciri suami yang berakal; seorang suami yang apabila melihat istrinya bersalah ia tidak langsung menyalahkan sang istri..namun memberinya kesempatan untuk merubah kesalahannya, menegurnya dengan penuh hikmah dan mendidiknya dengan penuh ikhlas dan sabar.

Dia tidak membalas kesalahan sang istri dengan tindakan konyol yang bisa merusak hubungan rumah tangga mereka, dan bahkan menggaulinya dengan pergaulan yang layak untuk seorang istri..yang merupakan ibu dari anak-anaknya. Dan bahkan dalam satu ketika suami seperti ini bisa merubah suasana sedih menjadi bahagia, dari kesalahan kepada kebaikan.

Tentang hal ini Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah mengingatkan para suami (hadits yang maknanya):
“Apabila ia bersalah maka ingatlah kebaikannya yang lain!’.

Dan sebelumnya Allah Ta’ala sudah mendidik kita bagaimana bergaul dengan para istri, sehingga tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Firman Allah Ta’ala:

“Dan bergaullah dengan mereka (para istrimu) dengan pergaulan yang baik-baik”.

Saudara!

Jadilah seseorang yang cerdas dan berakal..bila anda melihat seseorang bersalah maka jangan anda langsung mencapnya sebagai manusia penuh salah, berilah ia waktu untuk berubah karna kita tidak bisa menentukan hati manusia, karna hanya Allah –lah yang membolak-balikkan hati manusia..bisa jadi setelah anda lihat dia bersalah dia kembali kepada kebenaran dan bertaubat.
Apalagi teman yang terdekat dalam kehidupan anda?!

Sebab Allah Ta’ala menciptakan manusia ini untuk bersalah, karna kalau tidak ada manusia yang bersalah niscaya Allah akan menggantikannya dengan umat yang bersalah kemudian bertaubat..lalu Allah terima taubatnya, sebagaimana sabda Nabi:
“Demi Allah..kalau kamu tidak mau bersalah, sungguh Allah akan gantikan kamu dengan ummat yang bersalah kemudian dia bertaubat..lalu Allah terima taubat mereka”.
Dan sudah tabiat manusia itu pulalah bersalah, sebab ia diciptakan dalam keadaan lemah, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Dan diciptakan manusia itu dalam keadaan lemah”
Sedangkan kebiasaan orang lemah adalah bersalah.

Maka..saudara/i ku..salah satu undang-undang hidup ini adalah bagaimana menjadi manusia yang bisa melihat sisi baik dari orang lain, sehingga mudah melupakan kesalahan mereka dan mengingat kebaikan mereka, sehingga kita bisa hidup ijabi (positif)..husnuzh-zhan billah dan husnuzh-zhan binnas Allahu A’lam!

0 komentar:

Posting Komentar