Rabu, 25 Januari 2012

Kecerdasan anak Umar Bin Abdul Aziz

Kecerdasan anak Umar Bin Abdul Aziz

By: Muherman Numrah

Berikut ini kita akan putar sebuah kisah nyata dan berharga, yang kami peruntukkan untuk semua kita; baik yang berprofesi sebagai bapak dan ibu supaya mendidik anaknya dengan didikan yang islami, kepada setiap orang yang berprofesi sebagai anak, supaya berbakti kepada orang tuanya. Karna kisah kita kali ini adalah kisah antara bapak dan anak yang kedua-duanya sama shaleh dan taat kepada Allah Ta’ala, sehingga Allah ‘Azza Wa Jalla memberi mereka apa yang layak di berikan untuk orang-orang shaleh.

Dikisahkah; Bahwa Umar bin Abdul Aziz melihat anaknya pada hari raya berpakaian lusuh (usang dan robek), (melihat yang demikian) membuat beliau menangis, lalu anaknya berkata kepadanya: “Apa yang membuat engkau menangis wahai bapakku?”

Umar berkata: “Hai anakku!..aku takut bila kamu hatinya sedih pada hari raya, manakala anak-anak kecil (teman-temanmu) melihat kamu berpakaian using seperti ini”.

Anaknya berkata: “Wahai Amirul Mukminin!..Sebenarnya yang membuat hati sedih adalah orang yang tak membuat Allah redha kepadanya, atau dia mendurhakai bapak dan ibunya, dan aku berharap selalu kepada Allah supaya Dia meredhaiku dengan meraih redhamu”

Umar pun menangis seraya memeluknya, dan menciumi keningnya, dan mendo’kan (kebaikan) untuk anaknya. Sedangkan anak beliau ini menjadi orang paling kaya setelah bapaknya meninggal.[1]

Pelajaran berharga

Kisah pendek namun menoreskan sebuah pelajaran sangat berharga dalam benak kita, mengapa bisa seorang anak memikirkan hal yang sebenarnya tak terfikir oleh insan-insan seumurnya, dan bahkan banyak dari orang-orang dewasa tak  sanggup berfikir demikian?!

Kenapa tidak?!..karna anak yang kita kisahkan diatas adalah anaknya seorang manusia paling adil setelah Nabi dan Sahabat, seorang khalifah yang sanggup  menegakkan keadilan dan kemamuran dalam jangka waktu satu tahun lebih, sehingga dengan keadilan inilah rakyat yang hidup di bawah kekhalifahannya tidak ada yang berhak lagi menerima zakat..karna mereka hidup dibawah syariat Allah yang Maha Adil, menegakkan kebenaran dan melenyapkan kebathilan, yang kuat tidak menindas yang lemah sehingga yang lemah bisa hidup dengan tentram.

Walaupun beliau sibuk dengan urusan Negara dan rakyatnya namun beliau tidak pernah lupa dengan tarbiah (pendidikan) anak-anaknya, sehingga tidak ada satupun dari anak beliau yang melenceng dari kebenaran, dan riwayat menyebutkan bahwa beliau adalah pemimpin yang paling berhasil sekaligus seorang bapak yang paling sukses.

Tidakkah anda merasa terhimbau dengan kisah indah ini? Wahai yang sudah di karuniai generasi..mendidik generasi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah adalah kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya! Dan sekaligus kewajiban yang pasti Allah akan tanyai dari anda, bukankah anak-anak adalah amanah besar dan bukankah pula istri-istri anda adalah amanah?!..semuanya pasti akan ditanya, dan kita sebagai laki-laki dan perempuan yang akan dan sedang menjadi orang tua akan ditanya terhadap amanah berat ini.

Faedah dari kisah:

Dari kisah indah ini kita bisa ambil banyak faedah dan pelajaran, namun bisa kita simpulkan dalam beberapa poin penting saja:

  1. Umar Bin Abdul Aziz; adalah semisal pemimpin yang paling berhasil, dan bapak yang paling sukses..terbukti dari keberhasilan beliau mendidik anak-anak beliau dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya.
  2. Kecerdasan dan keshalehan anak Umar bin Abdul Aziz adalah salah satu bukti beliau tidak memberi makan anak-anaknya melainkan dengan sesuatu yang halal.
  3. Walaupun sibuk dengan urusan Negara Umar tidak pernah lupa mendidik anak-anaknya karna mereka adalah sorganya. Andapun harus begitu, sesibuk apapun anda maka jangan diabaikan buah hati anda!
  4. Anak dan istri adalah termasuk amanah yang sangat besar bagi kaum laki-laki.
  5. Didiklah anak-anak kita dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi-Nya.
  6. Alangkah baiknya kita belajar dari kisah-kisah umar dalam mendidik anak-anaknya, kisah-kisah tersebut bisa kita lihat dari buku-buku yang menceritakan kisah hidup beliau.
  7. Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: “Berbaktilah kamu kepada bapak-bapakmu (orang-tuamu) niscaya akan berbakti pula (nantinya) anak-anakmu kepadamu”.

Allahu A’lam

 ...........
[1] . Dinuki l dari buku Muaddibul Athfal, hal 45.

0 komentar:

Posting Komentar