Jumat, 10 Februari 2012

Ya Rasulullah, Izinkan Aku Berzina!

Ya Rasulullah, Izinkan Aku Berzina!

By: Muherman Numrah

Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu Mriwayatkan, bahwa seorang pemuda datang menghadap Rasulullah Shallallahu ‘ALaihi Wasallam Untuk mengajukan permohonan kepada beliau. Pemuda itu berkata, “Ya Rasulullah! Apakah Engkau mengizinkanku berbuat zina?” Sahabat-sahabat yang hadir waktu itu meneriakinya sebagai ungkapan kekesalan mereka kepada pemuda itu. Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam Bersabda, setelah menenangkan mereka, “Coba minta pemuda itu mendekat kepadaku.” Setelah pemuda itu mendekat dan duduk tepat di hadapannya, beliau bertanya: “Sukakah kamu sekiranya orang lain menzinai ibumu yang kamu sayangi?”
“Tidak”’ jawab pemuda itu. Rasulullah berkata, “Demikian juga orang lain tidak suka apabila kamu menzinainya.” Rasul bertanya lagi: “Sudikah kamu sekiranya (orang lain) menzinai anak perempuanmu?” pemuda itu menjawab: “Tidak, ya Rasulullah.”
Rasulullah bersabda:” Orang lain pun tidak suka apabila kamu menzinai anak perempuannya.” Kemudian Rasul memegang pundak pemuda itu seraya berdoa: “Ya Allah! Sucikanlah hati pemuda ini, ampuni dosa dan kesalahannya, dan peliharalah faraj/kemaluannya (dari zina).” Setelah peristiwa itu, sang pemuda menjadi orang yang sangat membenci perbuatan zina. (HR Ahmad).
Pelajaran

Kita bisa memetik tiga unsur asasi (dasar) dari Hadits dan kisah yang mulia ini:

-          Salah satu metode da’wah Nabi Shallallahu ‘Alalihi Wasallam adalah “hikmah dan lemah-lembut”, beliau tidak kasar dan tidak pula tergesa-gesa, sehingga dengan mudah menyeru manusia ke Agama Allah, seraya beliau mengajarkan kepada Muslimin betapa pentingnya akhlaq yang baik dalam bergaul dengan mad’u (yang diseru) dan manusia secara umumnya.
-          Ghirah (kecemburuan) para shaabat Nabi; apabila mendengar atau melihat seseorang melanggar apa yang di haramkan Allah, dan hadits ini pula mengajarkan kita supaya tidak diam dengan orang yang mengerjakan larangan Allah, kita harus mencegah mereka sebelum Allah menurunkan adzab secara umum.
-          Hadits dan mulia ini juga mengajarkan kepada manusia; dimana ketika mereka hendak berbuat maksiat mereka harus berfikir terlebih dahulu akibat dari perbuatannya tersebut, dan pada hadits dan kisah ini Nabi kita mengajarkan kepada umat apabila mereka hendak mengerjakan suatu dosa, seperti “Zina”..maka dia harus menempatkan dirinya pada posisi penderita terlebih dahulu sebelum dia memperbuatnya, apakah dia rela kalau dia melihat orang lain berzina dengan saudarinya, istrinya, ibunya, bibinya…maka begitu pula orang lain, mereka tidak akan rela hal serupa terjadi pada keluarga mereka.
Dan begitu pula dengan maksiat-maksiat yang lain, seperti: mencuri, membunuh, ghibah, dll.

Dari hadits dan kisah kita bisa memetik beberapa pelajaran penting, diantaranya:

1.    *  Hikmah dan lemah-lembut Nabi dalam menyebarkan Agama Allah.
2.   *    Keras dan kokohnya para sabat di depan kebathilan dan orang yang berbuat bathil.
3.   *    Tunduknya para sahabat Nabi terhadap perintah Nabi, walau hanya dengn satu kata.
4. *  Kita dianjurkan supaya berfikir sebelum berbuat; berfikir akibat dan mudharat dari perbuatan tersebut, apalagi yang akan kita perbuat adalah perbuatan dosa, yang bisa membuat Allah murka...dan tidak ada yang lebih celaka selain murka dan marah Allah kepada hamba.
5. * Kewajiban memuliakan setiap wanita muslimah, oleh setiap pribadi muslim yang berakal sehat..karna yang demikian akan membuat masyarakat damai dan tentram.

0 komentar:

Posting Komentar