Kamis, 08 Maret 2012

Hanya aku yang mampu membeli IBUKU

Hanya aku yang mampu membeli IBUKU

Dalam sebuah pernikahan, tepatnya pada waktu walimahan; ketika akad sudah di umumkan, sehingga resmilah dua orang insane menjadi suami istri.

Dan setelah itu, dua pasang penganten baru yang bak pinang di belah dua ini menikmati pesta pernikahan dengan penuh hikmat. Sedangkan disamping mereka berdua duduklah ibu penganten laki-laki; berwajah dan berkulit keriput, dan sangat tua sekali kelihatannya. Dan tiba-tiba istrinya berbisik ketelinganya “Suruh ibumu turun dari pentas, karna saya tidak suka melihatnya duduk bersama kita!!”. Mendengar ungkapan istrinya, laki-laki tersebut tersenyum sinis namun tidak menampakkan rasa kecewa.

Dengan gerakan tenang penganten laki-laki berdiri dan mengambil mikropon, lalu berkata “Siapa yang mau membeli Ibu saya??”

Para hadirin yang hadir di pesta pernikahan ini tercengang, termasuk keluarga mempelai perempuan. Dia mengulang lagi kata-katanya “Siapa yang mau membeli Ibu saya?” hingga dia mengulang kata-katanya sampai beberapa kali. Sedangkan para hadirin hanya bisa diam, tidak mengerti apa yang terjadi.

Tiba-tiba mempelai laki-laki ini membuang cicin pernikahannya, dan berkata dengan suara lantang “Saya yang akan membeli ibu saya!!!!”.

Lalu dia memandang kearah penganten perempuannya, dan berkata “Saya talaq (ceraikan) kamu!”..dan saya yang akan membeli ibu saya!!” kemudian dia meraih tangan ibunya dan membawanya keluar lalu pergi.

Setelah beberapa waktu kisah ini menyebar luas, dan begitu terkenal sekali di daerah tempatnya tinggal. Sehingga banyak sekali orang yang terharu dengan anak muda ini.

Dan diantara mereka ada satu orang bapak yang sangat tertarik dengan kisahnya, lalu dia mendatangi rumah anak muda tersebut dan berkata “Demi Allah, saya tidak menjumpai laki-laki yang lebih cocok untuk putri saya”. Lalu dia menikahkannya dengan putrinya tanpa membebankan harta (unek-unek nikah) sedikitpun terhadap laki-laki ini.

Pelajaran:

Apabila dibaca secara cepat kisah ini tidaklah menakjubkan, akan tetapi apabila kita renungkan kisah ini. Maka kita akan mendapatkan satu makna yang penuh hikmah, mengherankan, tapi dalam satu waktu mengandung kebenaran seratus persen.

Siapa yang sanggup menceraikan istrinya yang baru saja di nikahinya? Bisa jadi sebagian akan mengelah kepada istrinya atau bisa jadi ada yang berani menyuruh ibunya turun.

Akan tetapi laki-laki muda ini mengajar kita, sebuah ibadah dan keteguhan seorang anak. Dalam rangka berbakti kepada orang tuanya, walaupun dalam keadaan sulit seperti ini.

Dan sekaligus dia mengajar setiap wanita yg tidak pandai bergaul dg keluarga suami atau yg akan menikah nantinya supaya lebih memperhatikan hal ini, karna sebaik-baik istri adalah yg membantu suami dalam berbuat taat kepada Allah, sedangkan berbakti kepada orang tua adalah ketaatan terbesar setelah Allah dan Rasul-Nya.

Ibrah:
- Fikirkanlah sebelum berbicara, karna bisa jadi ia merusak masa depanmu!
- Jangan usik kehormatan seorang manusia, walaupun itu orang terdekatmu!
- Jangan malu berbakti kepada ibu bapakmu, kapan dan di manapun!
.
Allahu A’lam…
..
By:Muherman Numrah Al-Minangkabawy

0 komentar:

Posting Komentar