Senin, 30 April 2012

CINTA OH CINTA!!!!

CINTA OH CINTA!!!!
.
Imam Raja’ bin ‘Amru An-Nakh’I menceritakan:

Dahulu di kota Kufah ada seorang pemuda tampan lagi rupawan yang tekun dan rajin beribadah, dia termasuk salah seorang yang dikenal sebagai ahli zuhud. suatu hari dia berjalan-jalan dekat sebuah kampung yang di huni oleh Kabilah (suku) An-Nakh'i, saking asiknya menyelami suasana negri tersebut. Tak sadarkan matanya memandang seorang anak gadis di kampung tadi, sehingga merekapun bertemu pandang.

Bak kata pepatah 'Cinta datang dari mata lalu turun ke hati'. Dan itulah yang terjadi pada diri pemuda ini, sehingga membuatnya jatuh hati pada gadis tadi. Namun cinta tidaklah selamanya bertepuk sebelah tangan, karna sang gadis juga merasakan hal yang sama.

Karna cinta yang mendalam; anak muda ini berupaya supaya bisa berjumpa dengan gadis tadi, yang sudah pasti lewat jalan sya'ri (pernikahan). sehingga dia memberanikan diri menemui orang tua si gadis.
Namun apa hendak di kata?..sigadis sudah dalam pinangan anak pamannya, sebagaimana tutur ayah si gadis.

Mengalami hal yang demikian, hingga membuat keduanya tersiksa, hati dan jiwa mereka meronta dalam tangis rindu. Rindu yang ingin mereka lampiaskan dalam wajah Halal, namun akhirnya berujung dalam rindu tak bertepian. Terkadang angin tak selamanya sependapat dengan perahu, sehingga membuat keduanya semakin menderita.

Karna siksaan rindu inilah, sang gadis bersikeras mengutus sebuah utusan kepada pemuda tadi, katanya:
"Aku sudah mengetahui apa yang kamu rasakan betapa cintamu kepadaku, sehingga diriku sudah membuatmu menderita. Jika kamu mau, saya akan mendatangimu. atau saya akan memudahkanmu supaya bisa datang kerumahku?"
Anak muda ini berkata kepada utusan sigadis: "Tidak satupun dari dua pilihan ini akan saya tempuh! “Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku." (Al-An’am: 15).

Aku juga takut akan neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam.”
Ketika surat si pemuda sudah sampai kepada sang gadis, lalu membacanya dengan penuh mendalam..si gadis berkata: "Aku belum pernah melihat seseorang yang takut kepada Allah terhadap perbuatan ini? Demi Allah, tidak ada yang berhak dengan sifat ini seseorangpun. Dan beribadah kepada-Nya adalah kewajiban seluruh makhluq”.

Setelah kejadian ini, sehingga si gadis memutuskan dirinya dengan dunia dan membuang jauh-jauh segala yang berkaitan dengan urusan duniawi, serta meletakkan semua cinta semu di belakang punggungnya. LALU dia menghabiskan waktunya beribadah kepada Allah Ta’ala.

Walaupun demikian sang gadis masih tetap merana, sehingga membuatnya kurus dan memedam rindu yang bersangatan kepada sang pemuda.

Dan dengan kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala, gadis ini tak lama kemudian meninggal karna “Al-Usyq” (cinta dan kerinduan) yang di pendamnya, sehingga membuatnya menderita lalu wafat di bawah penderitaan ini.

Sedangkan sang pemuda tak kalah menderitanya dari si gadis, sehingga setelah gadis tersebut meninggal, dia selalu menziarahi kuburannya dan selalu menangis di dekat tanah timbun ini. Dia selalu berdo’a untuk si gadis, walaupun setiap kali menziarahi kuburan sang gadis dia selalu bedo’a dan mengiringinya dengan tangis yang sulit untuk di ibaratkan.

Pada suatu kali dia menziarahi kuburan si gadis, hingga dia tertidur. Lalu bermimpi berjumpa dengan si gadis, sedangkan gadis tersebut dalam rupa nan sangat cantik sekali bak bidadari yang menyapa dirinya. Anak muda berkata kepadanya: “Bagaimana keadaanmu dan apa yang engkau alami setelah meninggalkanku?”

Sang gadis menjawab dengan untaian syairnya:

Seindah cinta, wahai yang mengemis cintamu
Cinta yang membawa kepada kebaikan dan kebajikan

Anak muda tersebut bertanya lagi: “Dimana dikau di tempatkan?”
Gadis menjawab:

Aku berada dalam kenikmatan
Dalam kehidupan yang tiada mungkin berakhir
Berada dalam surga abadi yang dijaga
Oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa

Anak muda itu berkata lagi: “Ingatlah aku selalu disana, karna ku tidak pernah melupaknmu?!”

Gadis menjawab: “Demi Allah, Begitu juga saya. Sungguh aku selalu memohon kepada Tuhan-mu dan Tuhann-ku (Allah Ta’ala) agar mengumpulkan kita, maka bantulah aku untuk mencapainya dengan kesungguhanmu (do’a )”.

Anak muda berkata: “Kapan aku bisa melihatmu lagi?”

Gadis: “Semoga dikau bisa menjumpai kami secepatnya, sehingga kamu bisa melihatku”.

Hanya tujuh hari tujuh malam, setelah anak muda ini bermimpi. Lalu dia meninggal dunia Rahimahullah.

(Ditermejahkan sendiri dari asli Arab, Kitab Ta’limul Hub Kaifa Yuhib)

‘Ibrah:

Kasihan sekali kedua orang ini, dan kasihan juga orang yang mengalami hal yang sama.

Akan tetapi, betapa jauh antara percintaan mereka berdua dengan percintaan mereka yang hanya bertajuk kebohongan dan nafsu setan (Pacaran dan nikah tidak syar’i).

Walaupun kedua orang ini di randung rindu dan cinta tak bertepi, akan tetapi salah satu dari mereka tetap berpegang dengan Agamanya. Karna dia memang tumbuh besar dalam beribadah kepada Tuhan-nya. Sehingga mereka berusaha menempuh jalan halal yaitu pernikahan, namun apa hendak dikata Allah berkehendak lain?!. Sehingga cinta mereka hanya sampai di awang-awang sehingga tak bisa berlabuh di pelaminan dan ijab qabul.

Namun berbeda dengan cinta yang kaum lainnya teriakkan, mereka menghalalkan apa yang di haramkan Allah. Sehingga ada yang mengatakan “Pacaran Islami”, amat besar dosa orang ini sehingga menisbahkan kata-kata buruk kepada Syariat Allah nan suci.

Dan yang lain ada juga yang berpendapat bahwa boleh berbuat apa saja kalau sudah bertunangan, seolah si gadis sudah menjadi istrinya. Padahal mereka baru melangkah ke jenjang kesepakatan orang tua, bukan syariat. Amat buruk apa yang mereka kira dan amat buruk sekali apa yang mereka perbuat.

Semoga Allah Ta’ala menghindarkan kita dari yang haram-haram ini, dan semoga kita selalu di kokoh pada yang halal.
.
Ya Allah…hindarkan hamba cinta-cinta seperti ini, anugerahkanku cinta kepada-Mu terutama, dan cinta Rasul-Mu. Sehingga cinta kepada manusia adalah pengikut.

Namun apabila hamba Engkau uji dengan hal yang serupa, pertemukanlah kami dibawah keredhaan-Mu (Nikah). Dan jangan Engkau uji daku dengan cinta-cinta bohong yang berkedok zina dan mungkar..

Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.
.
Allah A’lam
.
By: Muherman Numrah Al-Minangkabawy

0 komentar:

Posting Komentar